Pilpres Indonesia 2014 dan Tanda Akhir Zaman

Siapa di antara mereka yang disebut dalam hadits berikut? FOTO: HENDRA EKA/JAWA POS


Selama ini saya apolitis, alias golput tak peduli apapun yang terjadi dengan hingar bingar panggung politik Indonesia.  Bagi saya, partai politik, apapun benderanya, kelakuannya nyaris sama, sama-sama  memuakkan. Sehingga, pemilihan legislatif atau pun pemilihan presiden, tidak menarik minat saya untuk ikut berpartisipasi.



Tapi, di tahun 2014 ini, ada sesuatu yang beda. Ditambah setelah menyaksikan prilaku capres - cawapres, partai pendukung, juga para pendukung partai, membuat saya harus  berubah pikiran dan segera membuat keputusan.

Adanya sifat khianat (ingkar janji) yang dilakukan secara terang-terangan dan berjamaah oleh suatu partai, adanya kejujuran yang dianggap pengkhianatan, orang yang khianat disebut orang jujur, adanya orang jahat yang diangkat menjadi pemimpin, sedangkan orang pilihan direndahkan, makin menguatkan saya untuk menyudahi masa golput saya.

Adalah dua sabda nabi Muhammad S.A.W. berikut ini yang membuka mata hati saya.

Hadis Pertama
Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,



إِنَّهَا سَتَأْتِي عَلَى النَّاسِ سِنُونَ خَدَّاعَةٌ يُصَدَّقُ فِيهَا الْكَاذِبُ وَيُكَذَّبُ فِيهَا الصَّادِقُ وَيُؤْتَمَنُ فِيهَا الْخَائِنُ وَيُخَوَّنُ فِيهَا الْأَمِينُ وَيَنْطِقُ فِيهَا الرُّوَيْبِضَةُ قِيلَ وَمَا الرُّوَيْبِضَةُ قَالَ السَّفِيهُ يَتَكَلَّمُ فِي أَمْرِ الْعَامَّةِ

“Sesungguhnya akan datang kepada manusia tahun-tahun penuh tipu daya. Para pendusta dipercaya sedangkan orang jujur dianggap berdusta.  Penghianat diberi amanah sedangkan orang yang amanat dituduh khianat.  Dan pada saat itu, para Ruwaibidhah mulai angkat bicara.

Ada yang bertanya, ‘Siapa itu Ruwaibidhah?’ Beliau menjawab, ‘Orang dungu yang berbicara tentang urusan orang banyak (umat).”

(HR. Ahmad, Syaikh Ahmad Syakir dalam ta’liqnya terhadap Musnad Ahmad menyatakan isnadnya hasan dan matannya shahih. Syaikh Al-Albani juga menshahihkannya dalam al-Shahihah no. 1887)

Dan hadis kedua:

"Sesungguhnya di antara tanda-tanda Hari Kiamat ialah orang-orang pilihan direndahkan, sedang orang-orang jahat diangkat".

(Diriwayatkan Al-Hakim di Shahih-nya 4/554-555 dan menshahihkannya dengan disetujui Adz-Dzahabi. Hadits tersebut juga diriwayatkan Ath-Thabrani. Al-Haitsami berkata di Majmauz Zawaid 7/326, "Para perawi hadits tersebut adalah para perawi shahih")

Dua hadis di atas, memiliki sanad yang kuat alias shahih. Dalam pemahaman zaman sekarang, hadis di atas disebut valid, verified, dan bisa dipercaya sebagai sebuah bukti sejarah yang otentik, yang nilai kebenarannya bisa dipertanggungjawabkan.

Menilik hadis pertama, setidaknya ada 3 objek yang disebutkan Nabi Muhammad S.A.W., yaitu:

1.  Para pendusta dipercaya,  penghianat diberi amanah
2. orang jujur dianggap berdusta,  orang yang amanat dituduh khianat.
3. Ruwaibidhah, ‘Si dungu yang berbicara tentang urusan orang banyak'

Hadis itu sangat jelas, tak ada yang perlu ditafsirkan lebih mendalam.

Dan, 3 objek pembicaraan yang disebut nabi tadi, mendekati - nyaris sama- dengan kondisi Indonesia sekarang. (terserah Anda mengaitkannya dengan apa dan siapa, sebab semua juga tahu.)

Dimana, ada Dua kubu, Dua Capres, Dua Cawapres: masuk kategori 1 dan 2.
- Para pendusta dipercaya,  penghianat diberi amanah;
- Orang jujur dianggap berdusta,  orang yang amanat dituduh khianat

Jika anda bingung siapa yang jujur siapa yang suka menelan ludah sendiri, silakan akses youtube, disitu banyak bukti tak terbantahkan yang keluar dari mulut mereka.Ibarat pepatah "Sore kedele, Pagi tempe", omongan tak bisa dipegang.

Juga ada pihak lain yang ikut nimbrung, yang bikin rame, yaitu kategori 3 yaitu Ruwaibidhah, ‘Si dungu yang berbicara tentang urusan orang banyak'.

 Wassalam
Izulthea

















Share on Google Plus

About JackSparrow

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment